Rabu, 19 September 2012

10 Presiden Amerika Serikat Yang Wajib Dilupakan


Sampai saat ini, negara Indonesia baru memiliki enam orang Presiden yaitu Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Bu Megawati dan Pak SBY (masih menjabat). Jadi kita tidak terlalu sukar untuk menghafal nama-nama Presiden Kita.
Tapi kita sudah sewajarnya dituntut untuk selalu mengingat nama-nama Presiden yang pernah memimpin negeri ini terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Bagaimanapun mereka pernah berjasa bagi negeri ini dan mereka adalah orang-orang tua kita juga yang harus dihormati karena secara filosofis presiden sebagai pemimpin negara dianggap sebagai orang yang “dituakan”.
Bisa dibayangkan bagaimana kalau Indonesia memiliki Presiden seperti di Amerika Serika yang sudah berjumlah 44 orang Presiden termasuk Presiden Barack Husein Obama. Sudah pasti kita akan mengalami kesukaran untuk menghafal dan mengingatnya apalagi kalau ditanya pada tahun berapa mereka menjabat Presiden. Mungkin kita akan salah menyebutnya dan bisa kebalik-balik antara nama dan tahun jabatannya.
Bicara Presiden Amerika Serikat, kita pasti mengenal nama George Washington dan Abraham Lincoln karena sering disebut-sebut sebagai tokoh utama berdirinya negara Amerika Serikat sehingga nama mereka diabadikan lewat nama jalan, negara bagian, mata uang Dollar, universitas dan masih banyak lagi.
Karena sudah sangat terkenal nama George Washington dan Abraham Lincoln maka saya tidak akan mengupas tentang siapakah mereka. Saya lebih tertarik kepada nama-nama Presiden Amerika Serikat yang kurang terkenal bahkan hampir dilupakan oleh rakyat Amerika Serikat sendiri. Ada sebuah berita unik yang berhubungan dengan nama-nama Presiden Amerika Serikat.
Menurut Times, ada 10 dari 44 nama Presiden Amerika Serikat yang wajib dilupakan dan dilewatkan dalam sejarah Amerika Serikat. 10 nama Presiden Amerika Serikat tersebut adalah
1. Martin Van Buren (1837-1841, Presiden AS ke-8)
Presiden Amerika Serikat yang pertama untuk dilupakan sejarahnya. Pada masa jabatannya, Van Burenlah yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi akibat dari kemudahan Bank-bank memberikan kredit secara serampangan tanpa regulasi pusat. Gaya hidupnya yang serba mewah dianggap sebagai kambing hitam terjadinya awal krisis ekonomi oleh lawan-lawan politiknya sehingga pada tahun 1841 Van Buren digantikan oleh William Henry Harrison.
2. William Henry Harrison (1841, Presiden AS ke-9)
William Henry Harrison, kita tidak tahu kamu. Begitulah Times menyebutnya.
Harrison adalah Presiden Amerika Serikat yang mempunyai masa jabatan terpendek yaitu hanya 30 hari. Penyakit radang paru-paru (Pneumonia) yang menyebabkan kematian Harrison di kantornya. Kemungkinan radang paru-paru makin parah karena seringnya Harrison duduk di kantor dalam waktu yang lama pada suhu beku tanpa bantuan sebuah mantel atau topi. Prestasi penting Harrison adalah mampu berpidato dalam posisi berdiri selama hampir dua jam. Ini adalah rekor berpidato dalam posisi berdiri yang belum ada tandingannya.
3. John Tyler (1841-1845, Presiden AS ke-10)
Tyler sangat tidak populer selama masa kepresidenannya. Salah satu anggota kabinetnya mengundurkan diri sebagai bentuk protes ketika ia memveto rancangan undang-undang mendirikan bank nasional. Tak lama kemudian, ia dikeluarkan dari partainya sendiri dan Dewan Perwakilan Rakyat berusaha untuk mengeluarkan tuduhan impeachment terhadap dirinya. Tyler tidak mampu merebut kembali nominasi presiden pada tahun 1845 dan meninggalkan dukungan gerakan Konfederasi yang baru lahir. Dia meninggal di gedung DPR Konfederasi.
4. Millard Fillmore (1850-1853, Presiden AS ke-13)
Fillmore menjadi presiden setelah kematian tak terduga Zachary Taylor. Pada tahun 1850 Fillmore menjadi perhatian publik karena kebijakannya mengeluarkan sebuah kompromi untuk mengatur keseimbangan antara negara bagian budak dan negara bebas budak setelah Perang Meksiko-Amerika. Sebagai pengamat The New York Times terkenal, Fillmore telah menunjukkan posisinya berada di sisi sejarah yang salah dalam memperlakukan suatu konflik dan mengedepankan politik dibandingan moral. Bagaimanapun, dia berakhir dengan undang-undang yang menyatukan semua orang dalam ketidaksenangan dan sedikit memperbaiki ketegangan yang akhirnya akan mengarah pada perang saudara.
5. James Buchanan (1857-1861, Presiden AS ke-15)
Dengan alasan tangannya terikat oleh konstitusi, Buchanan tidak dapat melakukan apa-apapun terhadap ancaman pemisahan negara bagian yang tergabung dalam Union. Buchanan mendukung keputusan Dred Scott untuk simpatik ke selatan. Ketika negara-negara Selatan menyatakan niat mereka untuk menarik diri dari Union maka ia menyebutnya sebagai tindakan ilegal, namun ia mengatakan tidak memiliki kewenangan untuk menghentikan mereka. Dia berharap untuk menegosiasikan kompromi tapi tidak mau repot-repot melakukan pemilihan ulang sehingga meninggalkan sedikit catatan prestasi dan Perang Saudara semakin mendekati kenyataan.
6. Rutherford B. Hayes (1877-1881, Presiden AS ke-19)
Seorang mantan Senator dan Gubernur Ohio, Hayes telah menunjukkan sebuah pemerintahan yang baik dengan menunjuk anggota kabinet tanpa memandang ikatan politik. Reputasinya menjadi buruk setelah ia memanggil pasukan federal untuk menghentikan pemogokan kereta api pada tahun 1877. Pasukan federal menembaki para pekerja dan membunuh puluhan pekerja.
Ibu Negara Lucy Hayes, dikenal sebagai “Lemonade Lucy” setelah melarang minuman keras dari Gedung Putih. Presiden Hayeslah yang memelopori acara tahunan White House Easter Egg Roll pada setiap musim semi. Pada acara tahunan inilah, masyarakat AS mengingatnya.
7. Chester A. Arthur (1881-1885, Presiden AS ke-21)
Chester Arthur adalah salah satu dari lima Presiden yang tidak pernah terpilih. Ia menjabat setelah Presiden James Garfield terbunuh karena sebagai Wakil Presiden berdasarkan konstitusi secara otomatis diangkat menjadi Presiden AS.
Ia menjadi salah satu dari sedikit Presiden yang gagal memenangkan nominasi partainya untuk pemilihan kembali. Sejarawan menduga ia tidak melakukan kampanye secara agresif seperti pada awal masa jabatannya karena ia memiliki penyakit ginjal yang fatal. Dia meninggal dunia kurang dari dua tahun setelah meninggalkan kantor kepresidenan.
8. William McKinley (1897-1901, Presiden AS Ke-25)
McKinley adalah seorang politikus cerdas yang mendengarkan dengan cermat keinginan publik. Meskipun pada awalnya ia menentang, McKinley membawa negaranya berperang dengan Spanyol pada tahun 1898. Amerika mengklaim Puerto Rico dan Teluk Guantánamo sebagai bagian warisan perang.
McKinley ditembak oleh seorang anarkis di Pameran Pan-American di Buffalo, NY, pada tahun 1901. Waspada terhadap upaya pembunuhan, ajudan McKinley (Thomas Edison) mengirim mesin sinar-X baru ke Buffalo setelah peluru di dalam tubuh McKinley tidak dapat ditemukan. Tapi dokter berpikir kondisi McKinley membaik dan tidak pernah menggunakannya. Setelah dia digantikan oleh Wakil Presidennya sendiri yaitu Theodore Roosevelt yang jauh lebih mengesankan. Delapan hari kemudian dia meninggal dunia.
9. Warren G. Harding (1921-1923, Presiden AS ke-29)
Warren G Harding secara luas dianggap sebagai salah satu Presiden terburuk.
Harding adalah seorang penerbit surat kabar Ohio yang akhirnya naik menjadi Senator. Ia suka sekali bermain poker, bersosialisasi dan konon suka main perempuan. Harding disukai oleh pimpinan partai republik karena karismatik dan ulet. Pada tahun 1920 dia memenangkan kursi kepresidenan dan berjanji untuk menormalkan kembali kehidupan masyarakat AS setelah Perang Dunia I.
Di kantor, Harding dianggap sebagai pembunuh para pejabat korup dan mengungkap skandal suap Teapot Dome dimana untuk pertama kalinya mengirim sekretaris Kabinet ke penjara. Sebagai penggila perempuan, Harding adalah subjek laris memoir oleh seorang wanita yang mengaku sebagai gundiknya dan ibu dari anak tidak sah.
Harding meninggal dunia di kantor. Dalam bukunya Blink, Gladwell mengatakan “Warren Harding error” yaitu oleh pendukungnya ia dianggap sebagai presiden yang baik hanya karena ia tampak megah dan presiden sejati. Tetapi itu tidak cukup berhasil.
10. Herbert Hoover (1929-1933, Presiden AS ke 31)
Jika Wajah lain yang pernah diukir ke Mount Rushmore, kemungkinan besar tidak akan Herbert Hoover.
Presiden AS ke-31 sangat dikenang karena tanggapan pemerintahannya untuk tidak campur tangan terhadap hancurnya pasar saham pada tahun 1929 yang diikuti dengan depresi secara besar-besaran bagi jutaan rakyat.
Memang aneh kalau kita membaca berita Times tersebut. Para mantan presiden tersebut dianggap tidak memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan negaranya sehingga dianggap tidak penting dan tidak pantas dimasukkan dalam catatan sejarah secara resmi. Kalau dikatakan terlupakan mungkin bisa diterima karena banyaknya nama presiden yang pernah menjabat tapi kalau sengaja/wajib untuk dilupakan apakah dianggap pantas menurut budaya bangsa Indonesia ?
Untungnya… khan untung lagi, Indonesia baru memiliki 6 presiden. Tetapi sebagai bangsa yang besar, kita tetap selalu mengenang para pemimpin bangsa karena mereka adalah bagian dari sejarah bangsa ini. JAS MERAH… Jangan sekali-kali meninggalkan/melupakan sejarah (BUNG KARNO).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar